" Assalammu'alaikum Wr. Wb. "

" Assalammu'alaikum Wr. Wb. "..." Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Shalawat serta salam selalu tercurah keharibaan Rasululloh SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan umatnya hingga akhir jaman. Salam Sejahtera dari Keluarga Besar Puji Setiyono " " Semoga Allah selalu mencurahkan kepada Kita Rahmat, Taufiq, Hidayah, Karunia dan Rejeki-NYA serta meningkatkan Iman Taqwa dan Ibadah serta memberi jalan yang terang. " " Bagi yang saat ini sedang sakit semoga segera sembuh, bagi yang sedang dalam kesulitan, semoga segera memperoleh jalan keluar terbaik, lepas dari kesulitannya ". " Tiada yang lebih Indah di Dunia ini selain Jalinan Persaudaraan dan Kasih Sayang, Terimalah blooger (Jalan Menuju Sukses Dunia & Akhirat) Puji Setiyono' ini sebagai Tanda Kasih Sayang dan Jalinan Persaudaraan Kami untukmu Wahai Saudaraku. " " Semoga dengan membaca isi blooger ini, memperoleh khazanah Ilmu yang bermanfaat untuk Dunia dan Akhirat, karena dengan mambacalah, Hikmah itu terkuak, yang kemudian Kita amalkan untuk menuai berbagai Kebajikan dan Kemuliaan disisi Allah SWT. " " Yaa Allah, Anugerahkanlah kepada Kami Ilmu-MU, Rejeki-MU,RahkmatMu, yang tiada habis2nya dan berguna untuk Kehidupan Kami di Dunia ini menuju Syurga-MU, ……“”Amiin””……

Selasa, 10 Agustus 2010

**DOA SAPU JAGAD**

**DOA SAPU JAGAD**


Mengapa ada istilah do'a sapu jagad...?
Apa dan bagaimana perannya...?


Begitu populernya do'a ini. Sebuah do'a yang tertera dalam kitab suci
Al-Qur'an, surat Al-Baqarah ayat 201. Di dalam kegiatan manasik haji, do'a ini
menjadi idola para calon jamaah haji. Maklum dengan hafal do'a ini, konon akan
mempermudah para jama'ah dalam melakukan aktivitas perjalanan hajinya.


Do'a ini mampu mengganti do'a-do'a lain, yang begitu banyak tersebar dalam
setiap aktivitas di tanah haram. Begitu populernya do'a ini, sehingga setiap
orang ketika melakukan do'a untuk memohon sesuatu kepada Allah, baik secara
pribadi maupun secara kolektif, selalu ditutup dengan do'a ini.


QS. Al-Baqarah (2) : 200 - 202
Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah kepada
Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyangmu, atau berzikir lebih
banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami,
berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian di akhirat.
Dan di antara mereka ada orang yang berdo'a: "Ya Tuhan kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka". Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka
usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.



Sungguh sangat layak do'a ini disebut sebagai doa 'sapu jagad' atau doa
universal, sebab :


1. Jangkauannya kini & nanti (dunia & akhirat)
Apa yang diinginkan oleh do'a ini memiliki jangkauan yang sangat luas. Isi
dalam do'a ini tidak menginginkan suatu yang bersifat materi, tetapi lebih
kepada sesuatu yang memiliki makna lebih penting, lebih luas, lebih menyeluruh,
dengan masa yang sangat panjang. Tidak terbatas pada kehidupan dunia saja
tetapi, menjangkau pada kehidupan akhir yang lebih abadi, lebih kekal, dan
lebih indah dibanding dengan kehidupan kini.


QS. Al-A¡¯laa (87) : 16-17
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan
akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.


QS. Qashash (28) : 77
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan, janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.


Meskipun urusan duniawi begitu kecilnya dibandingkan dengan urusan akhirat,
tetapi tetap urusan duniawi jangan dilupakan. Karena melalui dunia inilah
keberhasilan akhirat akan kita dapatkan.




2. Mengapa formulasinya dunia lebih dahulu?
Apakah lebih penting dunia dibanding akhirat?
Seseorang bertanya dalam suatu diskusi agama.
¡°Apabila akhirat lebih penting, mengapa di dalam kita berdo'a, yang
diucapkan lebih dahulu, atau yang diminta lebih dahulu adalah kebahagiaan
dunia? Bukan kebahagiaan akhirat? Apa maksudnya?¡±


Maka dengan bijaksana, sang ustadz-pun menjawab:
¡°Benar, bahwa akhirat itu memang lebih penting. Dengan didahulukannya
sebutan dunia, bukan 'berarti dunia yang lebih penting, tetapi justru
akhirat-lah yang jauh lebih penting.¡±


Lanjut pak Ustadz :
¡°Rasul pernah mengatakan bahwa hidup ini bagaikan garis lurus. Jika anda
yakin seperti apa yang disampaikan Rasulullah, maka sebenarnya dunia dan
akhirat berada pada satu garis lurus. Artinya kita akan bertemu dengan akhirat
setelah kita melalui dunia ini.¡±


Dengan kata lain, jika yang kita tuju hanya dunia saja, kita tidak akan
bertemu dengan akhirat. Karena letaknya akhirat di ujung perjalanan. Sebaliknya
jika yang kita tuju adalah kehidupan akhirat, kita pasti akan bertemu dan
melewati dunia." "Hal itu dikarenakan posisi dunia berada pada jarak yang lebih
dekat, sementara akhirat berada pada penghujung perjalanan manusia...."
"...alhamdulillaah, saya mengerti ustadz, terima kasih..." jawab sang penanya.


3. Perbandingan dunia dan akhirat?
Selain masalah sebutan yang mendulukan dunia daripada akhirat, perbandingan
dunia dan akhirat selalu saja menjadi bahan pembicaraan dalam setiap diskusi.


Kata seseorang peserta diskusi :
"Dunia ini begitu luasnya, bumi tak ada artinya dibanding dengan besarnya
alam semesta raya yang sulit diukur batasnya. Lalu bagaimana dengan kehidupan
akhirat nanti? Seberapa luas kehidupan akhirat nanti?"


Pak Ahmad, sebagai salah satu peserta diskusi mencoba menjawabnya :"...tentu
kita tidak bisa mengukur secara pasti luasnya negeri akhirat, tetapi saya
teringat kata rasulullah saw, bahwa perbandingan dunia dengan akhirat seperti
setetes air yang jatuh dari ujung jari kita ke dalam samudera. Sementara air
yang ada di samudera itulah akhirat nanti...!


Berarti benar-benar kehidupan dunia yang nampaknya luas dan besar ini, tidak
ada artinya sama sekali, dibanding dengan kehidupan akhirat. Yang jauh lebih
luas, jauh lebih kekal, jauh lebih abadi, dan jauh lebih indah..." Peserta
diskusinya pun membenarkan pendapatnya.


Begitu pendapatnya disetujui oleh peserta lain, Ahmad pun membuka Al-Qur'an
yang ada di tangannya, dan ia mengutip sebuah ayat Al-qur'an yang berbunyi :


Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan
suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta
berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering
dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di ahirat (nanti)
ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan
dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.
(QS. Al-Hadiid 57 : 20)


4. Digunakan sebagai penutup do'a
Disebut do'a sapu jagad, karena do'a ini telah disepakati oleh para ulama,
bahwa berdo'a tanpa do'a ini rasanya tidak lengkap. Bahkan begitu populernya
do¡¯a sapu jagad ini, sampai seorang non Islam yang bekerja sebagai fotografer
pada suatu acara pernikahan, ia hafal betul. Setelah pak ustadz membaca do¡¯a
"Rabbanaa aatina fiddunya hasanah..."ini, sang fotografer pun mengetahui bahwa
do'a telah menjelang selesai. Dan ia siap bertugas untuk memotret acara
berikutnya.


Pak Robert sang juru potret itu, ketika ditanya oleh seseorang yang kebetulan
duduk di sebelahnya, mengapa ia mengetahui bahwa do'a pada acara itu sudah
menjelang selesai? ia menjawab :
"wah, saya sudah hafal betul. Do'a sepanjang apa pun menurut pengalaman saya,
jika sudah sampai pada do'a tersebut berarti do'a sudah hampir selesai."
Katanya.


5. Tidak berani minta surga
Satu hal yang perlu kita ingat dan kita renungkan, ialah bahwa dalam do'a ini
kita tidak diajari untuk meminta surga. Sementara dalam kehidupan kita
sehari-hari apabila kita bertanya pada setiap orang, apa yang mereka inginkan
jika mereka berbuat baik? Mungkin lebih dari sembilan puluh persen mereka akan
mengatakan minta surga. Tetapi do'a sapujagad ini, do'a yang paling dihafal
oleh seluruh umat Islam ini adalah do'a yang di dalamnya tidak mengajarkan
untuk minta surga. Ada apa gerangan? Mengapa?


Dari seluruh ayat Al-Qur'an yang di dalamnya terdapat kata-kata surga, tidak
satu pun ayat yang mengatakan bahwa manusia dengan perbuatan baiknya yang telah
dilakukan ketika hidup di dunia, dengan sendirinya ia akan masuk surga. Tetapi
yang ada di dalam Al-Qur'an ialah bahwa Allah-lah yang akan memasukkan surga
kepada siapa yang dikehendakiNya. Allah menggunakan kekuasaanNya, dan akan
memasukkan surga kepada siapa saja yang dikehendakiNya. Surga adalah milik
Allah. Surga adalah sebuah hadiah dari Allah bagi orang yang berhasil dalam
perjuangannya ketika di dunia.


Surga adalah tempat kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt. Surga bukan ada
dengan sendirinya. Surga bukan tujuan akhir bagi seorang hamba. Sebab tujuan
akhir dari perjalanan manusia adalah Allah Swt. Dzat Yang Maha Indah, Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Bijaksana, Raja di hari kemudian, Dialah Allah Azza walla,
Dzat Yang Maha segala Maha.... Yang hanya kepadaNya semua
akan kembali.


QS. At-Taubah (9) : 21
Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya,
keridhaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal,


QS. An-Nisa' (4) :13
Hukum-hukum tersebut itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa
taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga
yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan
itulah kemenangan yang besar.


QS.Al-Insan (76) : 31
Dia memasukkan siapa yang dikehendakiNya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan
bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.


6. Yang diminta dalam do'a sapu jagad
Dalam do'a tersebut yang diharapkan dan diminta oleh seorang hamba kepada
Tuhannya ada tiga aspek utama. Yang hal tersebut secara eksplisit lebih
dipentingkan dari pada surga.


1. Dunia yang Khasanah
Apakah dunia yang khasanah itu? Dunia yang khasanah adalah kehidupan dunia
yang menentramkan hati, yang menjadikan jiwa menjadi tenang dan damai. Merasa
cukup dengan apa yang dimilikinya. Bisa sabar terhadap ujian dan cobaan yang
menimpa, serta selalu bersyukur terhadap nikmat yang yang diberikan.


QS. Al-Fajr (89) : 27-30
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke
dalam surga-Ku.


2. Akhirat yang Khasanah
Apakah akhirat yang khasanah itu? Kehidupan di hari akhir nanti tak ada
pilihan lain kecuali surga atau neraka. Surga adalah tempat balasan bagi
orang-orang yang berhasil dalam kehidupannya. Ia telah sukses menjalankan
perintah Allah, dan dengan rela ia meninggalkan larangan-laranganNya.


Sementara neraka adalah tempat siksa bagi orang-orang yang ingkar kepada
Allah. Mereka selalu melakukan perbuatan yang dilarangNya dan tidak pernah
menjalankan apa yang diperintahkanNya.


Di alam akhirat nanti, orang-orang yang mendapatkan akhirat khasanah, mereka
betul-betul bahagia. Selain mendapatkan surga yang telah dijanjikan Allah,
mereka juga bertemu dengan Allah swt dalam keadaan bahagia.


QS. Al-Hasyr (59) : 20
Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga;
penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung.


QS.Al-Kahfi (18) : 31
Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir
sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas
dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang
mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala
yang sebaik-baiknya, dan tempat-istirahat yang indah;


QS. Ali-Imran (3) : 12
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: "Kamu pasti akan dikalahkan (di
dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang
seburuk-buruknya".


3. Terhindar dari siksa api neraka
Neraka, adalah seburuk-buruknya tempat kembali. Demikian informasi dari
Al-Qur'an al Karim. Bahkan bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu. uih,
begitu menggiriskan...tentu saja sebagai hamba yang beriman kita mohon untuk
dihindarkan dari siksa neraka ini. Karenanya do'a sapu jagad tersebut,
betul-betul do'a yang tepat, yang universal, yang dipakai untuk penutup dari
segala do'a.
QS. Ali-Imran (3) : 10
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka,
sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. Dan mereka itu adalah
bahan bakar api neraka,


QS. Ali-Imran (3) : 192
Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka,
maka sungguh, telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang
zalim seorang penolongpun.


7. Yang penting adalah mendapat ampunanNya
Mohon ampun adalah salah satu sifat dari orang yang taqwa. Di dalam Al-Qur'an
disebutkan bagaimana ciri-ciri orang yang bertaqwa yang selalu mohon ampunan
Allah


QS. An-Nisa' (4) : 106
dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.


QS. An-Nisa' (4) : 110
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian
ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.


QS. Ali-Imran (3) : 17
(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta'at, yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.


Bahkan mohon ampun di waktu malam (waktu sahur), merupakan salah satu ciri
istimewa bagi orang yang bertaqwa. Bangun di waktu sepertiga malam ketika
sebagian besar manusia terlelap dalam tidurnya, seorang hamba yang bertaqwa
bangun dari tidurnya. Bergegas ia ke kamar mandi mengambil air wudhu.
Dibasuhnya semua perilaku yang salah, melalui tangannya. Dibasuhnya ucapan yang
sering khilaf melalui mulutnya. Dibasuhnya pandangannya, dibasuhnya nafasnya,
dibasuhnya fikirannya... Dan akhirnya dibasuhnya kedua kakinya dengan maksud
agar langkah kakinya yang sering tak terarah itu menjadi bersih, suci, untuk
menghadap sang Ilahi.


Dan akhirnya setelah semua anggota wudhu' sudah dibasuhnya dengan khusyu, ia
mengangkat kedua tangannya untuk bermunajat kepada Allah:
"Asyhadu an laa ilaaha illallahu wahdahu la syarika lahu, wa asyhadu anna
Muhammad abduhu warasuluhu. Allahummaj'alni minattawwabina, waj'alni minal
mutathahhiriina." (HR. Attirmidzi)


Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah utusan Allah. Ya Allah jadikanlah aku sebagai golongan orang-orang yang
bertaubat, dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang suci.


Dengan wudhu yang semacam itu, maka terasa begitu lapang dada ini. Maka
ketika seorang hamba mengangkat kedua tangannya untuk memulai shalat, yaitu
ketika takbiratul ihram, niscaya hatinya akan terfokus hanya untuk Allah
semata. Bacaan saat itu terasa menggetarkan dada. Dan insya Allah, Allah Swt
sebagai Dzat Yang Maha Pengampun akan memaafkan segala kesalahan hambaNya.


Ampunan adalah kunci surga. Tak ada seorang pun yang bisa masuk surga tanpa
ampunanNya. Sebab manusia selalu berpeluang untuk melakukan kesalahan.


Seorang yang mendapatkan ampunanNya insya Allah jalannya akan lurus. Dan
insya Allah akan mendapat kesuksesan dalam hidupnya. Baik di dunia ini
lebih-lebih dalam kehidupan akhirat nanti.


Sungguh tak seorang pun yang bersih dari khilaf dan salah. Manakala seorang
hamba terlanjur berbuat salah, maka mohon ampun itulah obat mujarabnya. Dengan
bertaubat sebenar-benarnya taubat, insya Allah terbukalah hijab yang menutupi
hatinya. Karena hijab inilah yang membuat manusia menjadi tertutup nuraninya,
sehingga sering berbuat salah. Dan Allah pun, insya Allah akan memberikan
ampunan yang tiada terhingga itu, untuk hamba yang dicintaiNya..

**MANUSIA DIANTARA DUA TANGISAN**

MANUSIA DIANTARA DUA TANGISAN...

Detik waktu bersama kelahiran seorang bayi dihiasi tangisan .Nyaring berkumandang menghiasi telinga si IBU. Merakah tersenyum hatinya gembira penawar sakit dan lesu serta berjuang dengan Maut. Lalu mulailah sebuah kehidupan yang baru didunia dengan sebuat resiko pahit dan kejamnya kehidupan ini, bercucurkan darah dan tetes air mata.
Air mata adakalanya penyubur hati, penawar duka. Adakalanya buih Kekecewaan yang menghimpit perasaan dan kehidupan ini. Air mata seorang manusia hanyalah umpama air kotor diperlimpahan. Namun setetes air mata kerana takut kepada ALLAH persis permata indahnya gemerlapan terpancar dari segala arah dan penjuru. Penghuni Syurga ialah mereka yang banyak mencucurkan air mata Demi ALLAH dan Rasulnya bukan semata karena harta dan kedudukan.
Pencinta dunia menangis kerana dunia yang hilang. Perindu akhirat menangis kerana dunia yang datang.
Alangkah sempitnya kuburku, keluh seorang batil, Alangkah sedikitnya hartaku, kesal si hartawan (pemuja dunia).
Dari mata yang mengitai setiap kemewahan yang mulus penuh rakus, mengalirlah air kecewa kegagalan. Dari mata yang redup merenung Hari Akhirat yang dirasakan dekat, mengalirkan air mata insaf mengharap kemenangan, serta rindu akan RasulNya.
"Penghuni Syurga itulah orang-orang yang menang." (al- Hasr: 20)
Tangis adalah basahan hidup,justeru:Hidup dimulakan dengan tangis, Dicela oleh tangis dan diakhiri dengan tangis.Manusia sentiasa dalam dua tangisan. Sabda Rasulullah s.a.w. "Ada dua titisan yang ALLAH cintai, pertama titisan darah para Syuhada dan titisan air mata yang jatuh kerana takutkan ALLAH."
Nabi Muhammad bersabda lagi : "Tangisan seorang pendosa lebih ALLAH cintai daripada tasbih para wali."
Oleh karena itu berhati-hatilah dalam tangisan, kerana ada tangisan yang akan mengakibatkan diri menangis lebih lama dan ada tangisan yang membawa bahagia untuk selama-lamanya. Seorang pendosa yang menangis kerana dosa adalah lebih baik daripada Abid yang berangan-angan tentang Syurga mana kelak ia akan bertakhta.
Nabi bersabda : "Kejahatan yang diiringi oleh rasa sedih, lebih ALLAH sukai dari satu kebaikan yang menimbulkan rasa takbur."
Ketawa yang berlebihan tanda lalai dan kejahilan. Ketawa seorang ulama dunia hilang ilmu, hilang wibawanya. Ketawa seorang jahil, semakin keras hati dan perasaannya.
Nabi Muhammad bersabda : "Jika kamu tahu apa yang aku tahu nescaya kamu banyak menangis dan sedikit ketawa."
Seorang Hukama pernah bersyair : "Aku heran dan terperanjat,melihat orang ketawa kerana perkara-perkara yang akan menyusahkan,lebih banyak daripada perkara yang menyenangkan."
Salafussoleh menangis walaupun banyak beramal,takut-takut tidak Diterima ibadatnya, kita ketawa walaupun sadar diri kosong daripada amalan.
Lupakah kita
Nabi pernah bersabda : "Siapa yang berbuat dosa dalam ketawa, akan dicampakkan ke neraka dalam keadaan menangis."
Kita gembira jika apa yang kita idamkan tercapai. Kita menangis kalau Yang kita cita-citakan terabai. Nikmat disambut ria, kedukaan menjemput duka.
Namun,Allah s.a.w. telah berfirman : " Boleh jadi kamu membenci sesuatu,padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu,pada hal ianya amat buruk bagimu. ALLAH mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (AL BAQARAH : 216)
Bukankah Nabi pernah bersabda: "Neraka dipagari nikmat, syurga dipagari bala."
Menangislah wahai diri, agar senyumanmu banyak di kemudian hari. Karena engkau belum tahu, nasibmu dihizab kanan atau hizab kiri.Di sana, lembaran sejarahmu dibuka satu persatu, menyemarakkan rasa malu berabad-abad lamanya bergantung kepada syafaat Rasulullah yang dikasihi Tuhan. Kenangilah, sungai-sungai yang mengalir itu banjiran air mata Nabi Adam yang menangis bertaubat, maka suburlah dan sejahteralah bumi kerana terangkatnya taubat. Menangislah seperti Saidina Umar yang selalu memukul dirinya dengan berkata:
"Kalau semua masuk ke dalam syurga kecuali seorang, aku takut akulah orang itu."
Menangislah sebagaimana Ummu Sulaim apabila ditanya : "Kenapa engkau menangis?" "Aku tidak mempunyai anak lagi untuk saya kirimkan ke medan Perang," jawabnya.
Menangislah sebagaimana Ghazwan yang tidak sengaja terpandang wanita rupawan. Diharamkan matanya dari memandang ke langit seumur hidup,lalu berkata : "Sesungguhnya engkau mencari kesusahan dengan pandangan itu."
Ibnu Masud r.a.berkata : "Seorang yang mengerti al Quran dikenali waktu malam ketika orang lain tidur,dan waktu siangnya ketika orang lain tidak berpuasa, sedihnya ketika orang lain sedang gembira dan tangisnya di waktu orang lain tertawa. Diamnya di waktu orang lain berbicara, khusuknya di waktu orang lain berbangga, seharusnya orang yang mengerti al Quran itu tenang,lunak dan tidak boleh menjadi seorang yang keras, kejam, lalai, bersuara keras dan marah.
Tanyailah orang-orang soleh mengapa dia tidak berhibur : "Bagaimana hendak bergembira sedangkan mati itu di belakang kami,kubur di hadapan kami,kiamat itu janjian kami, neraka itu memburu kami dan perhentian kami ialah ALLAH."
Menangislah di sini, sebelum menangis di sana!!!.............
Wallahu a'lam...

"Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia "

Tujuh Indikator Kebahagiaan Dunia

Ibnu Abbas ra. adalah salah seorang sahabat Nabi SAW yang sangat telaten dalam menjaga dan melayani Rasulullah SAW, dimana ia pernah secara khusus didoakan Rasulullah SAW, selain itu pada usia 9 tahun Ibnu Abbas telah hafal Al-Quran dan telah menjadi imam di mesjid. Suatu hari ia ditanya oleh para Tabi’in (generasi sesudah wafatnya Rasulullah SAW) mengenai apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia. Jawab Ibnu Abbas ada 7 (tujuh) indikator kebahagiaan dunia, yaitu :

Pertama, Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur.
Memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya (qona’ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah. Bila sedang kesulitan maka ia segera ingat sabda Rasulullah SAW yaitu “Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”. Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Bila ia tetap bandel dengan terus bersyukur maka Allah akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Maka berbahagialah orang yang pandai bersyukur!

Kedua. Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh.
Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang sholeh pula. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan diminta pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada kesholehan. Berbahagialah menjadi seorang istri bila memiliki suami yang sholeh, yang pasti akan bekerja keras untuk mengajak istri dan anaknya menjadi muslim yang sholeh. Demikian pula seorang istri yang sholeh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri yang sholeh.

Ketiga, al auladun abrar, yaitu anak yang soleh.
Saat Rasulullah SAW lagi thawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya kepada anak muda itu : “Kenapa pundakmu itu ?” Jawab anak muda itu : “Ya Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah udzur. Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia. Saya melepaskan ibu saya hanya ketika buang hajat, ketika sholat, atau ketika istirahat, selain itu sisanya saya selalu menggendongnya”. Lalu anak muda itu bertanya: ” Ya Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua ?” Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: “Sungguh Allah ridho kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu”. Dari hadist tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang sholeh.

Keempat, albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita.
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah haditsnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang sholeh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah. Orang-orang sholeh adalah orang-orang yang bahagia karena nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholeh.

Kelima, al malul halal, atau harta yang halal.
Paradigma dalam Islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta tetapi halalnya. Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sadaqoh, Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. “Kamu berdoa sudah bagus”, kata Nabi SAW, “Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan. Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal karena doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan setan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci dan kokoh, sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.

Keenam, Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama.
Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya. Allah menjanjikan nikmat bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan menghidupkan hatinya, hati yang hidup adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu agama Islam.

Ketujuh, yaitu umur yang baroqah.
Umur yang baroqah itu artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak bernostalgia (berangan-angan) tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya (post-power syndrome). Disamping itu pikirannya terfokus pada bagaimana caranya menikmati sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat hidup orang-orang yang baroqah umurnya, maka berbahagialah orang-orang yang umurnya baroqah.
Demikianlah pesan-pesan dari Ibnu Abbas ra. mengenai 7 indikator kebahagiaan dunia.
Bagaimana caranya agar kita dikaruniakan Allah ke tujuh buah indikator kebahagiaan dunia tersebut ? Selain usaha keras kita untuk memperbaiki diri, maka mohonlah kepada Allah SWT dengan sesering dan se-khusyu mungkin membaca doa sapu jagat , yaitu doa yang paling sering dibaca oleh Rasulullah SAW. Dimana baris pertama doa tersebut Rabbanaa aatina fid dun-yaa hasanaw (yang artinya Ya Allah karuniakanlah aku kebahagiaan dunia), mempunyai makna bahwa kita sedang meminta kepada Allah ke tujuh indikator kebahagiaan dunia yang disebutkan Ibnu Abbas ra, yaitu hati yang selalu syukur, pasangan hidup yang soleh, anak yang soleh, teman-teman atau lingkungan yang soleh, harta yang halal, semangat untuk memahami ajaran agama, dan umur yang baroqah.
Walaupun kita akui sulit mendapatkan ketujuh hal itu ada di dalam genggaman kita, setidak-tidaknya kalau kita mendapat sebagian saja sudah patut kita syukuri.
Sedangkan mengenai kelanjutan doa sapu jagat tersebut yaitu wa fil aakhirati hasanaw (yang artinya dan juga kebahagiaan akhirat), untuk memperolehnya hanyalah dengan rahmat Allah. Kebahagiaan akhirat itu bukan surga tetapi rahmat Allah, kasih sayang Allah. Surga itu hanyalah sebagian kecil dari rahmat Allah, kita masuk surga bukan karena amal soleh kita, tetapi karena rahmat Allah.
Amal soleh yang kita lakukan sepanjang hidup kita (walau setiap hari puasa dan sholat malam) tidaklah cukup untuk mendapatkan tiket masuk surga. Amal soleh sesempurna apapun yang kita lakukan seumur hidup kita tidaklah sebanding dengan nikmat surga yang dijanjikan Allah.
Kata Nabi SAW, Amal soleh yang kalian lakukan tidak bisa memasukkan kalian ke surga. Lalu para sahabat bertanya: Bagaimana dengan Engkau ya Rasulullah ?. Jawab Rasulullah SAW : Amal soleh saya pun juga tidak cukup. Lalu para sahabat kembali bertanya : Kalau begitu dengan apa kita masuk surga?. Nabi SAW kembali menjawab : Kita dapat masuk surga hanya karena rahmat dan kebaikan Allah semata.
Jadi sholat kita, puasa kita, taqarub kita kepada Allah sebenarnya bukan untuk surga tetapi untuk mendapatkan rahmat Allah. Dengan rahmat Allah itulah kita mendapatkan surga Allah (Insya Allah, Amiin).

"Sebuah Renungan Kecil"

Sebuah Renungan Kecil

Di pagi hari yang cerah ini, mungkin diawali dengan sebuah renungan kecil yang semoga bisa menginspirasi.
Kawan, kita semua memiliki jatah waktu yang sama, apakah kita sudah menyediakan dan membagi waktu kita? Coba renungkan sejenak… Awali dengan bismillahirrahmanirrahim, berarti Anda telah melaksanakan sebuah kegiatan yang baik atas nama Yang Maha Esa.
Sediakan waktu untuk berpikir dengan awalan bismillah, agar selalu mendapat hikmah dan hasil yang terbaik.
Sediakan waktu untuk bermain dengan awalan bismillah, itulah rahasia keceriaan dan awet muda.
Sediakan waktu untuk membaca dengan awalan bismillah, itulah landasan hikmat, pengetahuan & kebijaksanaan yang bermanfaat.
Sediakan waktu untuk berteman dan bersahabat dengan awalan bismillah, itulah jalan menuju keharmonisan abadi.
Sediakan waktu untuk bermimpi dengan awalan bismillah, itulah yang membawa Anda dan mempermudah menggappai bintang.
Sediakan waktu untuk mencintai dan dicintai dengan awalan bismillah, itulah sumber kekerabatan dan relasi yang sejati.
Sediakan waktu untuk melihat sekeliling anda dengan awalan bismillah, hari anda terlalu singkat untuk mementingkan diri sendiri, berkontribusilah untuk orang lain.
Sediakan waktu untuk bekerja dengan awalan bismillah, itulah sumber kebahagiaan.
Sediakan waktu untuk tersenyum dan tertawa, itulah musik jiwa.
Sediakan waktu selalu untuk Allah, sehingga setelah meninggal menemukan tempat terbaik untuk bersanding di sisiNya.
Salam Sukses! Jadikan Hari ini hari yang penuh makna!